efek bintang bertaburan pada kurso

Efek Blog

Minggu, 22 Desember 2013

SHOLAT PART I



MAKALAH
SHOLAT PART I
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah
Fiqh
Yang diampu oleh : Kurnia Muhajarah, M.S.I.




Oleh :
Rian Winarsih                         (113511056)
Saidatun Niswah                     (113511057)



FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
2013
 





I.         PENDAHULUAN
Shalat merupakan rukun Islam yang kedua. Setelah seoang muslim mengucap syahadat berarti telah menyatakan diri bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Esa dan Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.
Kewajiban shalat diberikan kepada Nabi Muhammad SAW melalui kejadian luar biasa yang tidak akan mampu dikerjakan oleh semua makhluk Allah meskipun mengunakan tekhnologi secanggih apapun. Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut Rosulullah menerima perintah untuk mengerjakan shalat lima waktu dalam sehari semalam.
Seorang muslim yang sudah baligh dan berakal wajib mengerjakan amalan  shalat, sebab selain shalat merupakan rukun islam yang ke dua, shalat merupakan tiang penyangga agama. Selain itu shalat merupakan amalan yang pertama kali akan di hisab saat hari kiamat kelak. Untuk itu kita sebagai muslim harus senantiasa denga tulus dan ikhlas mengerjakannya.

II.         RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian Shalat?
B.     Bagaimana landasan hukum dan petunjuk Nabi dalam salat?
C.     Jelaskan penentuan waktu-waktu dalam shalat?
D.    Apa pengertian azan, iqamah dan taswib?
E.     Bagaimana rukun, syarat, wajib, dan sunnah?
F.      Apa saja hal-hal yang membatalkan shalat?
G.    Apa macam-macam shalat wajib dan sunnah?
H.    Bagaimana kedudukan shalat dalam agama Islam?

III.         PEMBAHASAN
A.    Pengertian Shalat
Shalat menurut arti bahasa adalah do’a, sedangkan menurut terminologi syara’ adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Menurut para ahli fiqih, shalat diartikan sebagai ucapan-ucapan dan gerakan tubuh yang dimulai dengan takbir, ditutup dengan salam, yang dimaksudkan sebagai media peribadatan kepada Allah berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan.[1]
B.     Landasan Hukum dan Petunjuk Nabi dalam Shalat
Shalat fardhu hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap muslim yang sudah baligh dan berakal. Dasar wajib shalat, antara lain :
(#qãZŠÏètFó$#ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 $pk¨XÎ)ur îouŽÎ7s3s9 žwÎ) n?tã tûüÏèϱ»sƒø:$# ÇÍÎÈ  
Artinya : “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'.” (QS. Al Baqarah : 45)
Firman Allah SWT dalam surat Al Ankabut : 45,
ÉOÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# ( žcÎ) no4qn=¢Á9$# 4sS÷Zs? ÇÆtã Ïä!$t±ósxÿø9$# ̍s3ZßJø9$#ur 3  
Artinya : “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.

C.    Penentuan Waktu-waktu dalam Shalat
1.      Shalat Dzuhur
Menurut ijma’, permulaan waktu dzuhur adalah ketika matahari bergeser dari posisi ditengah-tengah langit berdasarkan penglihatan mata, sedangkan waktu berakhirnya shalat dzuhur yaitu seiring dengan masuknya awal shalat ashar dengan rentang waktu yang kira-kira cukup untuk menjalankan shalat 4 rakaat. Hal ini didasarkan pada hadits narasi Abdullah bin Amru, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Waktu dzuhur adalah ketika matahari bergeser dan bayangan seseorang sama persis dengan tinggi badannya selama waktu ashar belum tiba.” (HR. Ahmad, Muslim, An-Nasa’i, dan Abu Dawud)
2.      Shalat ‘Ashar
Permulaan waktu ashar yaitu ketika ukuran bayangan sesuatu sama panjang dengan ukuran aslinya setelah tergelincirnya matahari. Adapun akhir waktu ashar adalah tenggelamnya matahari yang berdasarkan hadits narasi Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barang siapa menjumpai satu rakaat dari shalat ashar sebelum matahari tenggelam, maka ia telah mengerjakan shalat ashar.”
3.      Shalat Maghrib
Shalat maghrib itu ditandai dengan tenggelamnya matahari dan menghilang oleh hijab, sedangkan mengenai akhir waktu maghrib yaitu ketika mega merah menghilang. Hal ini berdasarkan hadits narasi Ibnu Umar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Dan waktu maghrib adalah selama warna putih pada rona merah (yang terbentuk setelah matahari tenggelam) belum hilang.” (HR. Muslim dan Ibnu Khuzaimah)
4.      Shalat Isya’
Waktu shalat isya’ dimulai sejak hilangnya mega merah, sementara akhir waktunya adalah sepertiga malam yang pertama. Ada juga yang mengatakan akhir waktu isya’ adalah pertengahan malam berdasarkan penuturan Anas: “Nabi Muhammad SAW mengakhiri shalat isya’ hingga pertengahn malam, kemudian beliau shalat, lalu bersabda, “Orang-orang telah shalat dan tidur, sementara kalian telah menjalani shalat yang kalian tunggu-tunggu.” Dan berdasarkan riwayat Abu Hurairah bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Andai tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan kepada mereka agar mengakhirkan isya’ hingga sepertiga malam atau pertengahannya.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
5.      Shalat Subuh
Waktu subuh dimulai dari terbitnya fajar, (hal ini telah disepakati para ulama) dan berakhir dengan terbitnya matahari, sebagaimana hadits narasi Ibnu Umar bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Waktu shalat subuh adalah dari terbit fajar selama matahari belum terbit.” Ini adalah pendapat mayoritas ahli fiqh. Sedangkan menurut sebagian kalangan ulama’ madzhab Syai’i dan Maliki, akhir waktu shalat subuh adalah saat hari mulai terang. Mereka berpegang pada hadits narasi Rafi’ bin Khadij bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda: “ Shalat subuh ketika hari telah terang, sebab ia lebih besar pahalanya”. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, Imam Ahmad dan Al-Baihaqi).[2]
D.    Pengertian Adzan, Iqamah dan Taswib
1.         Adzan dan Iqamah
a.      Pengertian Adzan dan Iqamah
Azan secara etimologi berarti pemberitahuan. Sedangkan, secara terminologi, adzan adalah ucapan tertentu untuk menginformasikan bahwa waktu shalat fardhu telah masuk.[3]
Iqamah bentuk masdar dari kata kerja aqama. Kata ini digunakan untuk menunjukkan ucapan khusus untuk iqamah, karena ia merupakan tanda bahwa shalat akan segera didirikan.[4]
b.      Hukum Adzan dan Iqamah
Adzan dan iqamah hukumnya sunnah kifayah bagi orang yang melaksanakan shalat jama’ah. Sedangkan, bagi orang yang shalat munfarid hukumnya sunnah ‘ain. Keduanya diberlakukan saat akan mendirikan shalat fardhu.
c.       Bacaan Adzan dan Iqamah
Bacaan Adzan, sebagai berikut :
الله اكبر4 x
اشهد ان لا اله الا الله   2 x   
اشهد ان محمدا رسول الله 2 x   
حي على الصلاة 2 x   
حي على الفلاح2 x 
الله اكبر2 x 
لا اله الا الله1 x 
Bacaan Iqamah, sebagai berikut :
الله اكبر الله اكبر
اشهد ان لا اله الا الله
اشهد ان محمد رسول الله
حي على الصلاة
حي على الفلاح
قد قامت الصلاة
الله اكبر الله اكبر
لا اله الا الله

2.         Taswib
Taswib berlaku khusus pada adzan shalat Subuh, yaitu mengucapkan :
الصلاة خير من النوم  (shalat itu lebih baik daripada tidur). Sebanyak dua kali setelah mu’adzin mengucapkan lafal hayya’alal falah yang kedua, sebagaimana diterangkan dalam hadits dari Abu Mahdzurah yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud, Rasulullah bersabda yang artinya :
“Jika adzan shalat subuh, (setelah Hayya’alal falah yang kedua) ucapkanlah: Ash Shalaatu khairum minan naum 2x. Allahu akbar, laa illaha illallah.” (HR. Ahmad dan Abu Daud dari Abu Mahdzurah).[5]


E.     Rukun, Syarat  wajib, Syarat sah dan Sunnah dalam Shalat
1.      Rukun Shalat
Adapun rukun shalat antara lain:
a.       Niat
b.      Berdiri
c.       Takbiratul Ihram
d.      Membaca Al Fatihah
e.       Ruku’ dengan thuma’ninah
f.       I’tidal dengan thuma’ninah
g.      Sujud dengan thuma’ninah
h.      Sujud diantara dua sujud dengan thuma’ninah
i.        Duduk diantara dua sujud, membaca syahadat dan shalawat Nabi
j.        Salam
k.      Tertib[6]
2.      Syarat Wajib Shalat
a.       Islam
Adapun orang non islam tidak wajib shalat, berarti tidak dituntut di dunia. Meskipun dikerjakan shalatnya tetap tidak sah, tetapi ia akan mendapatkan siksaan nanti di akhirat. Sedangkan ia dapat mengerjakan shalat apabila ia masuk agama islam terlebih dahulu.
b.      Suci dari hadats besar dan kecil
c.       Berakal
d.      Baligh (dewasa)
Dapat diketahui tanda-tanda dewasa, antara lain : berumur 9-15 tahun, keluar mani, mimpi bersetubuh, mulai keluar haidh bagi perempuan.
e.       Telah sampai dakwah atau perintah Rasulullah kepadanya
f.       Melihat atau mendengar
Melihat atau mendengar menjadi syarat wajib shalat. Orang yang tuli dan buta sejak dilahirkan tidak dituntut dengan hukum, karena tidak ada jalan baginya untuk belajar hukum-hukum syarat.
g.      Jaga, orang yang tidur dan orang yang lupa tidak wajib shalat.

3.      Syarat Sah Shalat
Syarat-syarat sah shalat antara lain :
a.       Suci dari hadats besar dan hadats kecil
b.      Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
c.       Menutup aurat
d.      Mengetahui masuknnya waktu shalat
e.       Menghadap kiblat

4.      Sunnah-sunnah dalam Shalat
Sunnah-sunnah dalam shalat antara lain :
a.          Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ikhram
b.         Mengangkat kedua tangan ketika akan ruku’, ketika akan berdiri akan ruku’, dan ketika berdiri dari tasyahud awal.
c.          Meletakkan telapak tangan kanan atas, atas punggung kanan kiri, dan keduanya diletakkan dibawah dada.
d.         Melihat kearah tempat sujud
e.          Membaca do’a iftitah
f.          Membaca ta’awudz, sebelum membaca basmalah
g.         Diam sebentar sebelum dan sesudah membaca Al fatihah
h.         Membaca Aamiin setelah membaca Al fatihah
i.           Membaca surat atau ayat Al qur’an setelah membaca Al fatihah pada rakaat pertama dan kedua.
j.           Sunnah bagi ma’mum mendengarkan bacaan imamnya.
k.         Mengeraskan bacaan pada shalat subuh dan pada dua rakaat yang pertama pada shalat maghrib dan isya’
l.           Takbir ketika turun dan bangkit, selain bangkit dari ruku’
m.          Membaca sami’allahuliman hamidah ketika bangkit dari ruku’
n.            Membaca rabbana wa lakak hamdu pada saat I’tidal
o.            Meletakkan dua telapak tangan diatas lutut ketika ruku’
p.            Membaca tasbih 3x ketika ruku’
q.            Membaca do’a ketika duduk antara dua sujud
r.              Duduk iftirasy (bersimpuh) pada semua duduk dalam shalat kecuali duduk akhir
s.             Duduk tawarruk di akhir

F.     Hal-hal yang Membatalkan Shalat
Ada beberapa faktor yang bisa membatalkan shol at, diantaranya yaitu[7]:
1.      Sengaja berbicara
2.      Melakukan banyak gerakan yang bukan merupakan bagian shalat
Seseorang yang sedang melakukan shalat dan dengan sengaja ia melakukan gerakan secara berulang-ulang seperti melompat, memukul maka shalatnya akan batal. Namun jika yang dilakukan hanya gerakan ringan seperti menggaruk, menggerakan kelopak mata, menggerakan jari ketika membaca tasbih maka yang demikian itu tidak merusak shalat.
3.      Berhadats ketika shalat
Shalat seseorang akan dianggap tidak sah apabila pada saat shalat baik secara sengaja ataupun tidak mengeluarkan hadats.
4.      Mengubah niat
Mengubah niat dalam shalat bia berupa:
a.    Memutuskan niat untuk keluar dari shalat
b.   Berpindah dari niat shalat fardhu menjadi shalat fardhu lain atau menjadi shalat sunah
c.    Bimbang atau ragu apakah akan memutuskan shalat, keluar dari shalat, atau melanjutkannya
5.      Membelakangi kiblat
6.      Makan dan minum
7.      Tertawa
8.      Murtad dengan sengaja

G.       Macam-macam Shalat Wajib dan Sunnah
1.      Shalat wajib
Dalam agama Islam shalat yang diwajibkan hanya ada lima, yang dikerjakan selama sehari semalam yaitu shalat subuh, dzuhur, ashar, magrib, dan isya’.
2.      Shalat sunah
Shalat sunah adalah shalat yang tidak di wajibkan bagi seorang muslim, manun jika dikerjakan akan mendapat pahala, namun jika di tinggalkan maka tidak berdosa. Shalat sunah ada yang dikerjakan secara sendiri ada pula yang dikerjakan secra berjam’ah. Berikut ini adalah beberapa contoh shalat sunah :
a.    Shalat rowatib
Shalat rowatib yaitu shalat sunah yang dilakukan sebelum ataupun sesudah shalat wajib. Shalat rowatib ada yang mukkad (sering dikerjakan Rosululah) dan ada yang ghoiru muakkad (jarng dkerjakan Rosulullah).
b.   Shalat dhuha
Shalat yang dikerjakan ketika matahari naik setinggi tombak kira-kira pukul 08.00 sampai waktu dzuhur.
c.    Shalat tahiyyatul masjid
Shalat tahiyyatul masjid yaitu shalat sunah dua rokaat yang dikerjakan saat memasuki masjid. Shalat ini ditujukan sebagai penghormatan terhadap tempat suci yaitu masjid.
d.   Shalat tahajjud
Shalat tahajud yaitu shlat yang dikerjakan pada waktu malam hari, lebih baik dikerjakan pada tengah malam atau dua pertiga malam dan dilakukan setelah bangun tidur.

e.    Shalat tarawih dan witir
Shalat tarwih hanya dikerjakanpada saat bulan ramadhan saja, namun shalat witir bisa dikerjakan kapan saja.
f.    Shalat idul fitri dan Idul adha
Shalat idul fitri dikerjakan pada saat tanggal 1 syawal, sedangkan shalat idul adha dikerjakan pada tanggal 10 dzulhijjah.
g.   Shalat gerhana matahari dan bulan
h.   Shalat istisqo’(shalat minta hujan)[8]

H.    Kedudukan Shalat Dalam Islam
Shalat merupakan rukun Islam yang kedua. Dalam Islam shalat merupakan ibadah yang mempunyai kedudukan tinggi. Adapun kedudukannya dalam syariat Islam adalah sebagai berikut [9]:
1.         Shalat sebagai tiang agama
Jika seorang muslim tidak melaksanakan shalat berarti dia telah meruntuhkan agamanya sendiri. Jika bangunan tanpa tiang meskipun sekokoh apapun pondasinya maka akan runtuh karena tidak ada yang menyangganya.
2.         Shalat kewajiban umat islam yang ditetapkan secara langsung melalui peristiwa isra’ dan mi’raj.
3.         Shalat merupakan kewajiban utama seorang muslim yang akan di hisab pertama kali.
4.         Perbedaan antara orang kafir dan mukmin terletak pada shalatnya. 





IV.         KESIMPULAN
Sholat menurut arti bahasa adalah do’a, sedangkan menurut terminologi syara’ adalah sekumpulan ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Adzan dan iqamah hukumnya sunnah kifayah bagi orang yang melaksanakan shalat jama’ah. Sedangkan, bagi orang yang shalat munfarid hukumnya sunnah ‘ain. Taswib berlaku khusus pada adzan shalat Subuh.
Pada saat mengerjakan sholat terdapat syarat, rukun, sunah, dan hal-hal yang bisa membatalkannya.
Ada dua jenis sholat yaitu sholat fardhu dan sholat sunah. Kedudukan sholat dalam Islam sangatlah istimewa, sebab sholat merupakan ibadah yang akan di hisab pertama kali saat kiamat kelak.

V.         PENUTUP
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. La haula wa la quwwata illa billah. Berkat kekuatan
Penulis menyadari dalam makalah ini masih ada kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca guna perbaikan karya selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.








DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahmadi, Abu Abdul Fatah Idris. 2004.  Fikih Islam Lengkap. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahnan, Maftuh.2002. Risalah sholat lengkap. Surabaya:bintang usaha jaya.
Ash shiddiieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2001. Hukum-hukum Fiqih Islam. Semarang: PT Pustaka Rizki Putra.
Darajat, Zakiyah. 1995. Ilmu Fiqih jilid I. Jakarta : Dhana Bakti Wakaf.
Hawwas, Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed. 2009.  Fiqh Ibadah, Jakarta: Amzah.
Ridwan, Hasan.2010. Fiqih Ibadah. Bandung:pustaka setia.
Zuhaili, Wahbah. 2010. Fiqih Imam Syafi’I. Jakarta : Almahira.




[1] Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Tuntunan Shalat Nabi SAW, (Semarang:PT. Pustaka Rizki Putra, 2005), hlm. 3

[2] Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas,  Fiqh Ibadah, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 155-159
[3] Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’I, (Jakarta : Almahira, 2010), hlm. 315
[4] Wahbah Zuhaili, Fiqih Imam Syafi’I, (Jakarta : Almahira, 2010), hlm. 316
[5] Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih jilid I, (Jakarta : Dhana Bakti Wakaf, 1995), hlm. 103.
[6] Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Tuntunan Shalat Nabi SAW, (Semarang: Rizki Putra, 2005), hlm. 31-32
[7] Wahbah zuhaili, Fiqih imam syafi’i  (jakarta:darul fikr beirut,2010).hlm 279-283
[8] Maftuh Ahnan, Risalah sholat lengkap (Surabaya:bintang usaha jaya,2002),hlm128-129
[9] Hasan Ridwan, Fiqih Ibadah, (bandung:pustaka setia,2010),hlm182-185

Tidak ada komentar:

Posting Komentar